Apakah Takdir Itu Sama Dengan Nasib ?
Apakah Takdir Itu Sama Dengan Nasib ?
Apakah Takdir Itu Sama Dengan Nasib ?
Takdir, Nasib, Ikhtiar
Apakah Takdir itu sama dengan Nasib ? Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari "Takdir". Seseorang kapan terlahir atau meninggal bahkan ia terlahir sebagai wanita/laki-laki, siapa orang tuanya, kaka dan adeknya, dan bukankah ia tidak bisa memilih itu semua melainkan sudah ditentukan oleh Tuhan. Pengertian "Takdir" ini mungkin sangat perli dibedakan dengan "Nasib". Untuk nasib sendiri, memang kitalah yang menentukan, akan tetapi "Takdir" adalah Tuhan yang menentukannya. Kita sering mencampur adukan masalah takdir dan nasib yang kebanyakan salah kaprah.
Pnejelasan singkatnya:
Takdir : Adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh dari takdir adalah : " Anda ditakdirkan Oleh Allah Swt menjadi manusia berjenis kelamin L/P, Meninggal dll"Tidak Bisa Dirubah"
Nasib : Nasib adalah sebuah ketentuan Allah SWT Yang dapat dirubah/ sebuah proses. Contoh :" Anda orang miskin menjadi kaya, malas menjadi rajin, sakit menjadi sehat, pembantu menjadi direktur dsb."Bisa dirubah dengan do'a dan usaha"
Perkara ini ialah hal yang amat sulit, dan oleh karena itu jika benar hanya datang dari Allah SWT, jika salah mestinya dari kebodohan saya sebagai penulis semata.
Dalam hal takdir, sesuai dengan peristiwa Awalin kejadian manusia, bahwasanya manusia sebelum diturunkan kebumi ini telah ditetapkan 4 takdirnya yakni rezeki, jodoh, ajal, bahagia dan celakanya. 4 hal ini murni rahasia Allah SWT.
Dipihak lain dalam hal Nasib Allah SWT memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada manusia untuk merubah nasibnya sesuai dengan kadar kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Dari kedua pengertian diatas, yang pertama terdapat unsur kepasrahan (Fatalisme) untuk manusia agar selalu mengikuti ketetapanNya, Tuhan sebagai obyek dan manusia sebagai Subyek. Sementara itu pengertian kedua mengacu dengan diberikannya manusia akal dan pikiran hingga diberi daya atau kemampuan untuk merubah nasibnya sendiri. Dalam hal ini manusia diberi subyek, namun sebagai subyek fana (terbatas).
Takdir/Nasib
Lalu bagaimana penerapannya?
Rezeki : Allah SWT telah menetapkan rezeki kepada makhluknya tidak terkecuali semut-semut dan binatang lainnya mendapatkannya. Takdir manusia itu juga demikian pasti mendapat rezekinya, hanya mengenai banyak/sedikitnya seseorang mendapatkan rezeki itu adalah bagaimana nasibnya manusia itu sendiri mengusahakannya.
Jodoh : Alah SWT telah menjadikan segala sesuatunya berpasangan termasuk Pria dan Wanita, agar BISA saling kenal mengenal dan menjadikan tentram antara yang satu dengan yang lainnya yang diikat dengan sebuah perkawinan. Takdirnya manusia itu sendiri untuk mendapatkan seorang jodoh, namun soal mendapatkan pasangan yang baik atau tidaknya (sholeh atau sholehah) atau kapan waktunya adalah tergantung nasibnya dalam mengupayakannya.
Baca Juag :
Kapankah Waktu Yang Tepat Untuk Menikah !
Nasihat dikala Sunyi dan Sendiri
Ya Allah Bimbinglah Hamba Menuju Kesempurnaan Iman
Ajal / Maut: Ajal/maut apabila sudah datang tidak dapat ditangguhkan waktunya atau dimajukan walau sedetikpun. Takdir manusia itu pasti menemui ajalnya, namun soal kapan waktunya dicabut / ajalnya itu dalam keadaan baik (husnul khotimah) atau buruk (su’ul khotimah) adalah bagaimana nasibnya manusia itu sendiri dalam berikhtiar.
Bahagia dan Celaka : Takdirnya manusia adalah mendapatkan kebahagiaan dan celaka, akantetapi soal mana yang lebih banyak datang
Baca Juag :
Kapankah Waktu Yang Tepat Untuk Menikah !
Nasihat dikala Sunyi dan Sendiri
Ya Allah Bimbinglah Hamba Menuju Kesempurnaan Iman
Ajal / Maut: Ajal/maut apabila sudah datang tidak dapat ditangguhkan waktunya atau dimajukan walau sedetikpun. Takdir manusia itu pasti menemui ajalnya, namun soal kapan waktunya dicabut / ajalnya itu dalam keadaan baik (husnul khotimah) atau buruk (su’ul khotimah) adalah bagaimana nasibnya manusia itu sendiri dalam berikhtiar.
Bahagia dan Celaka : Takdirnya manusia adalah mendapatkan kebahagiaan dan celaka, akantetapi soal mana yang lebih banyak datang bahagia atau celakanya tergantung pada nasib manusia itu sendiri dalam mengupayakannya. Tidak ada bahagia dan celaka ditimpakan oleh Allah kecuali atas IzinNya. Sabda Nabi Muhammad: “Tidaklah setiap kejadian dan peristiwa yang dialami seseorang kecuali atas izin Allah". (HR Attirmidzi dan Ibnu Hibban).
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada pembaca blogg ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dalam penjelasan Pengertian Takdir dan Nasib. Terimakasih Wassalamualaikum.